Pisang adalah jenis tanaman yang tidak mengenal musim
dan terhitung jenis tanaman yang mudah perkembangbiakannya,hal tersebut
mengakibatkan ketersediaan buah pisang di pasaran melimpah. Yang
menjadi kendala adalah seperti umumnya buah-buahan lainnya memiliki
waktu penyimpanan yang relatif singkat. Salah satu solusinya adalah
pengolahan pisang menjadi produk olahan setengah jadi seperti pembuatan Tepung Pisang.
Tepung Pisang adalah hasil penggilingan buah pisang kering (gaple
pisang). Produk ini digunakan untuk formulasi kue, dan makanan bayi
walaupun demikian, produk ini belum banyak ditekuni masyarakat. Pembuat
tepung pisang mudah dilakukan, dan biayanya tidak mahal, sehingga cocok
dijadikan peluang usaha rumahan.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan tepung
pisang adalah buah pisang matang petik yang kulitnya masih hijau dan
daging buah masih keras. Pisang ini akan matang konsumsi jika diperam.
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan tepung pisang ada beberapa jenis, yaitu sesuai dengan tahapan proses pembuatannya. Terdiri atas :
· Wadah pemanas pendahuluan, yang digunakan untuk
memanaskan pisang berkulit yang akan dikupas. Untuk jumlah kecil/skala
rumahan, pemanasan dapat dilakukan dengan periuk tanah yaitu, ssedangkan
dalam jumlah besar pemanas dibuat dari drum bekas yang berdinding
rangkap yang dapat menampung pisang dalam jumlah banyak.
· Pisau dan talenan. Alat ini digunakan untuk mengupas, dan memotong – motong pisang.
· Alat perajang. Alat ini digunakan untuk merajang
(pemotongan) pisang mentah. Alat ini diperlukan jika pisang diolah cukup
banyak sebagai pengganti pisau dan talenan pada skala kecil
· Alat pengering. Alat ini digunakan unutk
mengeringkan rajangan pisang. Berbagai tipe pengering banyak tersedia
untuk keperluan tersebut.
· Alat penggiling. Alat ini diperlukan untuk
menggiling rajang pisang kering menjadi tepung pisang. Alat ini juga
banyak digunakan dalam berbagai industri kecil dan sudah banyak tersedia
di pasaran.
CARA PEMBUATAN
a. Pemanasan dan Pengupasan.
Proses pemanasan dilakukan dengan cara wadah pemanas
diletakkan di atas api (tungku atau kompor), kemudian dibiarkan sampai
panas. Setelah itu pisang dimasukkan sampai penuh, dan wadah ditutup.
Sementara itu api tetap dinyalakan. Jika pisang telah cukup mendapat
pemanasan (biasanya selama 15 menit), api dimatikan dan pisang dibiarkan
dingin. Pisang yang telah cukup mendapat pemanasan, kulitnya menjadi
kusam dan layu, serta kulitnya tidak bergetah lagi jika dikupas. Pisang
yang telah dingin dikupas dengan pisau, atau dengan bilah bambu yang
pipih yang dibentuk seperti mata pisau.
b. Pemotongan.
Pada proses pemotongan, pisang yang telah dikupas
dipotong-potong melintang atau menyerong. Semakin kecil ukuran potongan
semakin baik, karena akan semakin cepat kering jika dikeringkan.
c. Pengeringan.
Tahap selanjutnya adalah pengeringan pisang. Potongan
pisang dihamparkan di atas tampah atau nyiru yang anyamannya jarang.
Setelah itu dilakukan penjemuran sampai potongan pisang kering.
Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengering. Pada saat
langit berawan atau hari hujan, tapi tidak tersedia alat pengering,
pengeringan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Di atas api
(api unggun, api dapur dan api kompor) diletakkan seng gelombang (jarang
20-30 cm). Diatas seng gelombang tersebut diletakkan tampah yang berisi
potongan pisang. Penjemuran atau pengeringan dilakukan sampai bahan
benar-benar kering dengan tanda mngerasnya bahan, tapi mudah dipatahkan
(rapuh). Hasil pengeringan ini disebut dengan potongan pisang kering
(gaplek pisang)
d. Penyimpanan gaplek pisang.
Gaplek pisang dapat disimpan lama, jika bahan
disimpan pada wadah tertutup yang tidak dapat dimasuki oleh uap air dan
serangga. Disarankan menggunakan kantong plastik tebal untuk mengemas
gaplek pisang, kemudian kantong tersebut dimasukkan ke dalam kotak
kaleng yang dapat ditutup rapat.
e. Penggilingan.
Gaplek pisang digiling dengan alat penggiling, sampai halus (80 mesh). Hasil penggilingan ini disebut dengan tepung pisang.
f. Penyimpanan tepung pisang.
Tepung pisang harus disimpan pada wadah tertutup yang
tidak dapat dimasuki oleh uap air dan serangga. Disarankan menggunakan
kantong plastik tebal untuk mengemas tepung pisang, kemudian kantong
tersebut dimasukkan ke dalam kotak kaleng yang dapat ditutup rapat. Cara
penyimpanan yang benar dapat mempertahankan kualitas tepung tetap baik
hingga saatnya dipasarkan atau diolah lebih lanjut.
Olahan buah pisang menjadi tepung pisang ini sudah
merambah segmen industri seperti industri pembuatan bubur bayi juga
pembuatan aneka kue / makanan dengan bahan dasar tepung pisang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar