selamat datang

wellcome di peluang & spirit

Kamis, 12 Januari 2012

RISIKO-RISIKO INDUSTRI, CRITICAL POINT FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INDUSTRI FURNITURE DI INDONESIA

RISIKO-RISIKO INDUSTRI, CRITICAL POINT FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INDUSTRI FURNITURE DI INDONESIA
Ketersediaan Lahan/lokasi
Penggunaan lahan untuk industri furniture sebenarnya tidak memerlukan lahan yang sangat luas cukup dengan luas antara 5000 m2 sampai 10.000 m2 sudah dapat didirikan suatu industri furniture baik skala menengah maupun besar, sehingga masalah lahan tidak menjadi hambatan untuk pendirian suatu industri furniture .
Bahan baku utama industri furniture adalah kayu log dan kayu panel lainnya seperti plywood, particleboard, blockboard dan MDF (medium density fibreboard). Sedangkan faktor-faktor yang akan mempengaruhi produktivitas industri furniture yang akan datang antara lain, jaminan bahan baku kayu yang mulai terbatas akibat semakin menurunnya produksi hutan alam di beberapa wilayah di Indonesia, dan banyak kayu log ilegal yang diselundupkan ke luar wilayah Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, untuk mengatisipasi beredarnya kayu ilegal, Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) akhirnya menerapkan kontrol suplai bahan baku melalui sebuah organisasi baru bernama Badan Pengendalian Produksi (BPP) yang tersebar di lima wilayah di Indonesia. BPP ini penting karena akan berfungsi sebagai penjamin kebutuhan dengan pasokan bahan baku bagi industri pengolahan kayu termasuk industri furniture, melalui kegiatan monitoring ketersediaan bahan baku dengan kemampuannya berproduksi, realisasi ekspor, penjualan di dalam negeri, dan informasi harga kepada anggota dan negara konsumen.
Penggunaan bahan baku kayu sebagai bahan utama industri furniture di Indonesia mempunyai karakter yang lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan bahan substitusi lain seperti plastik, besi dan kain. Namun untuk mengatisipasi mulai terbatasnya bahan baku kayu dan penanaman kembali yang memerlukan jangka waktu yang relatif lama (HTI). Produk furniture kayu perlu dikombinasikan dengan produk substitusi seperti besi dengan kayu atau kayu dengan besi atau dapat juga besi dengan plastik atau plastik dengan kayu, sehingga penggunaan kayu akan lebih efisien.
Kombinasi kayu dan besi akan lebih kuat jika hanya menggunakan kayu saja, namun yang penting penonjolan atau dominasi pemakaian kayu tetap harus diutamakan. Seperti halnya produk furniture rotan dengan rangka dari besi atau anyaman dari eceng gondok dengan rangka besi, sekarang menjadi trend produk furniture Indonesia, selain berkualitas, desainnya sangat indah dan alami.
Diluar aspek-aspek seperti yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, ada beberapa aspek lainnya yang sering mempengaruhi perkembangan industri furniture di dalam negeri antara lain.
- Kebijaksanaan Pemerintah tentang akan dilakukannya pembatasan produksi kayu bulat, dalam rangka komitmen pemerintah dalam rangkan melestarikan hutan alam.
Seperti yang disampaikan Menteri Kehutanan, “bahwa dalam 10-20 tahun ke depan sektor kehutanan mau tidak mau harus memasuki era Rehabilitasi kan Konservasi. Dalam era ini kegiatan pemanfaatan hutan, khususnya produksi kayu hutan dari hutan alam yang selama ini menjadi sumber pendukung divisa negara harus dikurangi”.
- Masalah politik & keamanan yang masih rawan, menjadi issu nasional, sehingga para investor masih ragu untuk melakukan investasi di Indonesia.
- Masalah perburuhan
- Tingkat pengangguran yang cukup tinggi
- Dan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar