RISIKO-RISIKO INDUSTRI, CRITICAL POINT FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INDUSTRI FURNITURE DI INDONESIA
Ketersediaan Lahan/lokasi
Penggunaan lahan untuk industri furniture sebenarnya tidak memerlukan lahan yang sangat luas cukup dengan luas antara 5000 m2 sampai 10.000 m2
sudah dapat didirikan suatu industri furniture baik skala menengah
maupun besar, sehingga masalah lahan tidak menjadi hambatan untuk
pendirian suatu industri furniture .
Bahan
baku utama industri furniture adalah kayu log dan kayu panel lainnya
seperti plywood, particleboard, blockboard dan MDF (medium density
fibreboard). Sedangkan faktor-faktor yang akan mempengaruhi
produktivitas industri furniture yang akan datang antara lain, jaminan
bahan baku kayu yang mulai terbatas akibat semakin menurunnya produksi
hutan alam di beberapa wilayah di Indonesia, dan banyak kayu log ilegal
yang diselundupkan ke luar wilayah Indonesia.
Melihat
kondisi tersebut, untuk mengatisipasi beredarnya kayu ilegal, Asosiasi
Panel Kayu Indonesia (Apkindo) akhirnya menerapkan kontrol suplai bahan
baku melalui sebuah organisasi baru bernama Badan Pengendalian Produksi
(BPP) yang tersebar di lima wilayah di Indonesia. BPP ini penting karena
akan berfungsi sebagai penjamin kebutuhan dengan pasokan bahan baku
bagi industri pengolahan kayu termasuk industri furniture, melalui
kegiatan monitoring ketersediaan bahan baku dengan kemampuannya
berproduksi, realisasi ekspor, penjualan di dalam negeri, dan informasi
harga kepada anggota dan negara konsumen.
Penggunaan
bahan baku kayu sebagai bahan utama industri furniture di Indonesia
mempunyai karakter yang lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan
bahan substitusi lain seperti plastik, besi dan kain. Namun untuk
mengatisipasi mulai terbatasnya bahan baku kayu dan penanaman kembali
yang memerlukan jangka waktu yang relatif lama (HTI). Produk furniture
kayu perlu dikombinasikan dengan produk substitusi seperti besi dengan
kayu atau kayu dengan besi atau dapat juga besi dengan plastik atau
plastik dengan kayu, sehingga penggunaan kayu akan lebih efisien.
Kombinasi
kayu dan besi akan lebih kuat jika hanya menggunakan kayu saja, namun
yang penting penonjolan atau dominasi pemakaian kayu tetap harus
diutamakan. Seperti halnya produk furniture rotan dengan rangka dari
besi atau anyaman dari eceng gondok dengan rangka besi, sekarang menjadi
trend produk furniture Indonesia, selain berkualitas, desainnya sangat
indah dan alami.
Diluar
aspek-aspek seperti yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, ada
beberapa aspek lainnya yang sering mempengaruhi perkembangan industri
furniture di dalam negeri antara lain.
-
Kebijaksanaan Pemerintah tentang akan dilakukannya pembatasan produksi
kayu bulat, dalam rangka komitmen pemerintah dalam rangkan melestarikan
hutan alam.
Seperti
yang disampaikan Menteri Kehutanan, “bahwa dalam 10-20 tahun ke depan
sektor kehutanan mau tidak mau harus memasuki era Rehabilitasi kan
Konservasi. Dalam era ini kegiatan pemanfaatan hutan, khususnya produksi
kayu hutan dari hutan alam yang selama ini menjadi sumber pendukung
divisa negara harus dikurangi”.
-
Masalah politik & keamanan yang masih rawan, menjadi issu nasional,
sehingga para investor masih ragu untuk melakukan investasi di
Indonesia.
- Masalah perburuhan
- Tingkat pengangguran yang cukup tinggi
- Dan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar