PT Torabika Eka Semesta (PT TES). Meskipun dari segi penguasaan pasar kopi
bubuk, perusahaan ini dengan merek andalannya Torabika amat jauh kalah
bersaing dibandingkan dengan PT Santos Jaya Abadi, namun kehadiran
perusahaan ini masih layak tetap diperhitungkan sebagai pemain utama
bisnis kopi bubuk di Indonesia. Penguasaan pasar merek Torabika ini
kurang dari 10% saja. Itupun, pada 2008 lalu sempat anjlok cukup
signifikan menjadi 4.9% saja, lebih rendah dibandingkan tahun 2006 yang
sebesar 8,7% atau pada 2007 yang sebesar 7,4%. Namun, pada 2009 lalu
kembali naik lagi menjadi 7,5%.
Perusahaan yang didirikan pada tahun 1989 dengan
fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ini, baru dapat
berproduksi secara komersial pada tahun 1990. Kemudian perusahaan ini
bergabung dalam group usaha PT Mayora Indah pada 1994.
Selain kopi bubuk yang diproduksi di pabriknya di
Jakarta Barat dengan kapasitas 1.200 ton per tahun, perusahaan ini juga
memproduksi kopi instan di pabriknya di Tangerang, Banten dengan
kapasitas 3.600 ton per tahun.
Dalam memasarkan produknya perusahaan ini menggunakan
merek dagang TORABIKA. Belakangan, produksi kopi instannya diberikan
nama KOPIKO yang lebih diarahkan untuk ekspor, walaupun juga dipasarkan
di dalam negeri. Berbagai varian produk pun diluncurkan dan merupakan
produk instant mix, yakni merek Torabika moka diluncurkan pada 2007 dan
Torabika OKE pada 2008. Ada lagi merek lainnya bernama Torabika Duo.
Dalam mengatasi persaingan, perusahaan ini cukup
aktif melakukan iklan dan promosi-promosi lainnya. Namun, dari
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa iklan yang dilakukan
perusahaan ini kurang efektif mempengaruhi secara positif terhadap sikap
konsumen dan perilaku pembelian. Justru promosi penjualan secara below the line
lebih efektif dalam memberikan pengaruh positip terhadap perilaku
pembelian. Padahal, mustinya pengaruh iklan inilah yang jauh lebih
diandalkan dari pada promosi penjualan saja. Tidak mengagetkan, jika
perusahaan ini agak kepayahan mengatasi persaingan yang ketat dengan PT
Santos Jaya Abadi dan produsen-produsen kopi lainnya, dimana dalam
persaingan tersebut muncul peristiwa yang dapat memperburuk citra
Torabika, yakni ada kupon bertuliskan “Anda mendapat hadiah Mobil
Innova” di dalam sachet kopi.
Selain dipasarkan ke dalam negeri, kurang lebih
seperlima dari produksi perusahaan ini dipasarkan ke luar negeri sejak
1993, dengan Negara tujuan antara lain Arab Saudi, Singapura dan
Thailand.
Berikutnya yang tergolong pemain utama lainnya di percaturan bisnis kopi bubuk adalah PT Ayam Merak.
perusahaan ini dengan merek andalannya AYAM MERAK mampu mencapai pangsa
pasar kopi bermerek hingga 1,0% saja. Dalam survey yang sama pada 2009,
pangsa pasar ini naik menjadi 1,5%.
Perusahaan yang didirikan pada tahun 1979 ini sebelumnya bernama Pabrik Kopi
Banteng yang didirikan pada 1965. Seiring dengan perkembangan pasar
kopi bubuk di dalam negeri, perusahaan ini meningkatkan penggunaan mesin
mutakhir untuk memelihara kualitas produk yang dihasilkan dan juga
melakukan pengembangan produk berupa penganekaragaman merek, kemasan dan
ukuran.
Kini, produk dari perusahaan
ini tidak saja dikenal dengan merek Ayam Merak saja tetapi sudah
diluncurkan berbagai merek lainnya, yaitu BEGADANG, DUO AYAM, ]AGO
BANGKOK, ]AGO SATU, CUNG dan ISTANA. Bahkan sebelumnya sempat
diluncurkan merek MUNDIAL, tetapi kemudian dihentikan produksinya.
Kemudian, kemasan yang awalnya hanya kaleng, tetapi sekarang sudah
bervariasi, ada yang dalam bentuk kantong/polibag dengan berbagai
ukuran. Dari sisi produk, juga sudah berkembang ke arah kopi mix dengan
berbagai varian seperti plus gula, susu, moka dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar