Buah pisang terkenal sebagai buah yang merakyat, dari
masyarakat kelas pinggiran hingga masyarakat elit menyantap jenis buah
yang satu ini. Dengan cara perkembangbiakan yang cukup mudah,
ketersediaan buah pisang di pasaran cukup melimpah. Namun dalam kondisi
masak, masa simpan pisang relatif singkat atau mudah membusuk. Hal ini
menjadi kendala ketika tiba saat panen raya. Salah satu solusinya adalah
diolah lebih lanjut. Sudah banyak produk olahan dengan bahan dasar
pisang, seperti dodol, kripik semprong pisang ataupun tepung pisang yang
merupakan bahan setengah jadi (semua telah dibahas pada artikel
sebelumnya). Salah satu jenis olahan pisang yang cukup mempunyai nilai
jual adalah pembuatan selai pisang. Selai pisang adalah bahan berupa
pasta yang berkadar gula tinggi dan dibuat dari bubur pisang. Pembuatan
bahan ini tidak sulit, dan biayanya tidak mahal. Dengan biaya pengolahan
yang relatif rendah serta rasa yang enak menjadikan pembuatan selai pisang sebagai peluang usaha yang layak dicoba.
BAHAN PEMBUATAN SELAI PISANG
Bahan –bahan yang digunakan dalam pembuatan selai pisang ini relatif mudah didapatkan, yakni :
-
Pisang yang telah matang konsumsi, dan daging buah telah lunak.
-
Pisang yang hampir matang konsumsi, tapi daging buah masih agak keras.
-
Gula pasir halus yang putih bersih.
-
Asam Sitrat.
-
Tepung agar-agar.
PERALATAN DALAM PEMBUATAN SELAI PISANG
Jenis peralatan yang digunakan dalam pembuatan selai
pisang cukup sederhana, dan merupakan peralatan yang umum terdapat di
dapur rumah tangga, terdiri atas:
-
Pisau dan talenan. Alat ini digunakan untuk mengupas dan memotong-motong pisang.
-
Penggiling. Alat ini digunakan untuk menggiling pisang menjadi bubur pisang. Untuk jumlah kecil, blender dapat digunakan untuk menghaluskan pisang menjadi bubur pisang.
-
Panci. Alat ini digunakan untuk memasak bubur pisang menjadi selai pisang.
-
Timbangan.
CARA PEMBUATAN SELAI PISANG
Proses pembuatan selai pisang meliputi beberapa tahapan, yaitu :
Pembuatan manisan cacahan pisang.
Pisang yang hampir matang konsumsi dicacah seperti kotak (3~4 mm), kemudian diberikan pelumuran gula 3 kali.
a. Pelumuran pertama : Cacahan pisang dilumuri dengan
gula halus. Tiap 1 kg cacahan memerlukan 300 gram gula. Setelah itu
cacahan disimpan di dalam lemari pendingin selama 48 jam. Selama
penyimpanan, cairan buah akan keluar. Cairan buah ini dipisahkan dan
disimpan pada suhu dingin. Cairan ini disebut ekstrak buah bergula.
b. Pelumuran kedua: Cacahan pisang dilumuri lagi
dengan gula halus. Tiap 1 kg cacahan memerlukan 250 gram gula. Setelah
itu cacahan disimpan di dalam lemari pendingin selama 48 jam. Selama
penyimpanan, cairan buah masih keluar. Cairan buah ini dipisahkan dan
disimpan pada suhu dingin.
c. Pelumuran ketiga : Cacahan pisang dilumuri lagi
dengan gula halus. Tiap 1 kg cacahan memerlukan 200 gram gula. Setelah
itu cacahan disimpan di dalam lemari pendingin selama 48 jam. Selama
penyimpanan, cairan buah masih keluar. Cairan buah ini dipisahkan dan
disimpan pada suhu dingin. Sekarang cacahan pisang disebut sebagai
manisan cacahan pisang.
Pembuatan bubur buah.
Pisang matang konsumsi yang daging buahnya telah
lunak disimpan di dalam lemari pendingin selama semalam, kemudian
dikupas dan digiling atau ditumbuk sampai menjadi bubur buah yang halus.
Pekerjaan ini harus dikerjakan secara cepat supaya selama pengerjaan
buah belum berubah menjadi kehitaman.
Pemasakan dan penambahan gula pada bubur.
Proses berikutnya, bubur buah ditambah dengan tepung
agar dan diaduk sampai rata. Tiap kg bubur buah ditambah dengan 6 g
tepung agar. Setelah itu bubur buah dimasak sampai mendidih dengan api
sedang. Setelah mendidih, bubur buah ditambah dengan asam sitrat, gula
pasir halus dan cairan ekstrak bergula. Tiap 1 kg bubur ditambah dengan :
5 gram asam sitrat dan 1260 gram gula pasir halus, serta Seluruh cairan
ekstrak buah bergula yang diperoleh dari penggulaan 100 gram cacahan
pisang.
Setelah penambahan bahan tersebut, pendidihan
diteruskan dengan api kecil sambil diaduk selama 5 menit. Setelah itu
api dimatikan, dan ke dalam selai pisang ditambahkan manisan cacahan
pisang dan essence pisang secukupnya. Tiap 1 kg bubur pisang, ditambah
dengan 100 gram manisan cacahan pisang. Produk yang diperoleh disebut
selai pisang.
Penyiapan botol.
Sebagai tempat penyimpanan sebaiknya digunakan botol
kaca. Botol kaca disikat bagian dalamnya dengan detergen. Seluruh
permukaan botol dicuci sampai bersih dengan menggunakan detergen. Botol
dibilas sampai bersih, setelah itu botol direbus di dalam air mendidih
selama 30 menit.
Pembotolan.
Botol diangkat dari air panas dan dibalikkan agar
airnya keluar dari botol. Ketika botol masih panas, selai yang masih
sangat panas dimasukkan ke dalam botol sampai permukaan selai 1 cm dari
bibir botol paling atas. Penutup botol segera ditutupkan dengan kuat dan
rapat.
Penyimpanan.
Dengan perlakuan yang cukup steril serta penambahan gula maka selai dalam botol ini dapat disimpan lama pada suhu kamar.
Selesai semua tahapan di atas, selai pisang dapat diberi label dan selanjutnya siap didistribusikan dan dipasarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar