selamat datang

wellcome di peluang & spirit

Kamis, 12 Januari 2012

Peluang Usaha Manisan Basah Jahe (bag.1)

Indonesia dikenal sebagai negara penghasil rempah. Salah satu diantaranya adalah jahe (Zingiber officinale ) Penggunaan jahe itu sendiri sangat beragam yang paling umum adalah sebagai bumbu masak beragam olahan makanan ataupun sebagai bahan minuman yang mempunyai khasiat menghangatkan badan. Pemanfaatan jahe sebagai camilan/panganan masilah sangat jarang. Namun sebenarnya jahe dapat diolah sebagai bahan manisan. Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan dapat disimpan lama karena kebanyakan mikroba tidak dapat tumbuh pada bahan. Manisan jahe belum dikenal oleh masyarakat, dan produk ini belum banyak tersedia di pasaran sehingga peluangusahapembuatan manisan jahe ini terbuka lebar. Pembuatan manisan jaheini merupakan alternatif usaha yang menguntungkan karena cara pembuatannya sederhana, biaya tidak mahal, dan penampilan produk cukup menarik.
Ada dua jenis manisan, yaitu manisan basah dan manisan kering. Manisan basah memiliki waktu simpan tidak selama manisan kering. Sebagai solusinya penyimpanan manisn jahe basah disimpan di dalam lemari es/ kulkas. Pada bahasan kali ini, kita akan mempelajari bagaimana cara membuat manisan jahe basah. Metode pembuatan manisan basah inisendiri dapat dilakukan dengan dua (2) cara. Berikut tahapan pembuatannya.
BAHAN
  1. Rimpang jahe yang masih segar dan berkualitas baik
  2. Larutan gula pasir. Larutan gula pasir diperlukan untuk merendam manisan jahe agar gula meresap ke dalam jaringan jahe sehingga buah menjadi manis. Gula pasir yang digunakan adalah yang berwarna putih bersih. Untuk mendapatkan 1 liter larutan gula 40%, gula sebanyak 400 gram dimasukkan ke dalam panci, kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai volume 1 liter. Jumlah larutan yang dibutuhkan: sebanyak 5 liter
  3. Pengawet. Pengawet yang digunakan adalah sodium benzoat. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan mikroba perusak makanan. Jumlah sebanyak 4 gram. Jenis bahan pengawet ini aman untuk dikonsumsi.
  4. Asam sitrat. Bahan ini digunakan untuk mengasamkan atau untuk menurunkan pH menjadi 3,8-4,4. Kondisi asam atau pH rendah dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Jumlah 10 gram.
  5. Larutan penguat jaringan buah. Larutan ini digunakan untuk menguatkan jaringan irisan rimpang. Larutan ini mengandung ion Ca+2. Ion tersebut diperoleh dengan melarutkan CaCO3 (kapur sirih). Kapur sirih merupakan senyawa sumber ion Ca+2 yang paling murah dan mudah ditemukan di pasaran. Kapur sirih dilarutkan di dalam air denan konsentrasi 0,2-0,3%, yaitu dengan melarutkan 2 sampai 3 gram kapur sirih ke dalam 1 liter air. Jumlah larutan yang diperlukan: 10 liter.
  6. Larutan penghambat reaksi pencoklatan. Larutan ini diperlukan agar irisan rimpang tidak berubah menjadi kecoklatan, atau warna gelap lainnya. Larutan mengandung ion sulfit yang berasal dari sodium bisulfit, sodium meta bisulfit, atau dari pelarutan gas belerang dioksida di dalam air. Natrium bisulfit dilarutkan di dalam air dengan konsentrasi 0,18-0,22%, yaitu dengan melarutkan 1,8-2,2 gram natrium bisulfit di dalam 1 liter air. Jumlah larutan yang dibutuhkan: 10 liter. Dengan larutan ini manisan jahe yang dihasilkan tidak hancur.
PERALATAN
Peralatan yang digunakan cukup sederhana dan gampang diperoleh dipasaran, terdiri atas :
  1. Pisau dan landasannya. Alat ini digunakan untuk mengupas dan mengiris rimpang jahe. Disarankan menggunakan dua pisau yang berbeda. Untuk pengupasan digunakan pisau yang biasa digunakan di rumah tangga. Sedangkan untuk mengiris digunakan pisau besar yang biasa digunakan untuk pemotongan dan pencincangan daging. Sehingga hasil irisan yang diperoleh bagus dan rapih.
  2. Baskom. Baskom digunakan untuk perendaman irisan jahe.
  3. Kemasan. Kemasan adalah wadah untuk mengemas manisan jahe. Kemasan yang ekonomis yang dapat digunakan adalah plastik polietilen.
  4. Sealer. Alat ini digunakan untuk menutup kantong plastik dengan menggunakan panas. Banyak terdapat dipasaran.
  5. Alat pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan irisan jahe sampai kadar air dibawah 9%. Pengeringan tradisional kurang efektif dan effisien karena memerlukan waktu yang lama dan keberadaan matahari tidak dapat diprediksi.
  6. Refraktometer. Alat ini digunakan untuk mengukur konsentrasi larutan sukrosa secara cepat.
CARA PEMBUATAN I
1. Pencucian, Pengupasan dan Pengirisan Rimpang
Tahap pertama jahe dibersihkan, rimpang dicuci bersih, kemudian dikupas, dan dicuci kembali sampai bersih. Setelah itu rimpang diiris setebal 2-3 mm.
2. Perendaman di dalam Larutan Sulfit
sebagai bahan perendam, larutan sulfit dipanaskan sampai suhu 64-680C. Kemudian rimpang direndam ke dalam larutan sulfit hangat tersebut selama 10 menit sambil diaduk-aduk secara pelan-pelan. Setelah itu, irisan rimpang dicuci dengan air segar dan ditiriskan.
3. Penggulaan (perendaman di dalam Larutan Gula)
Penggulaan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
a. Penggulaan pertama
  • Irisan rimpang direndam di dalam larutan gula 40% selama 48 jam. Setiap 1 kg rimpang direndam di dalam 1 liter larutan. Setelah itu rimpang dikeluarkan dan ditiriskan.
  • Sementara itu larutan gula ditambah dengan asam sitrat dan asam benzoat. Setiap larutan ditambah dengan 2-5 gram asam sitrat, dan 0,5-1,0 gram asam benzoat. Setelah itu larutan dididihkan selama 10 menit. Setelah dingin, kadar gula larutan diukur dengan refraktometer. Jika kadar gula kurang dari 40%, ke dalam larutan ditambahkan lagi gula hingga kadar gula kembali menjadi 40 %.
Jika tidak tersedia refraktometer, setiap kali setelah perendaman, larutan gula ditambah dengan gula baru sebanyak 10% dari jumlah larutan. Dengan demikian setiap 1 liter larutan ditambah dengan 100 gram gula.
b. Penggulaan kedua
  • Setelah itu, irisan rimpang direndam lagi ke dalam larutan di atas dan dibiarkan lagi selama 24 jam. Setelah itu rimpang dikeluarkan dan ditiriskan.
  • Setelah itu larutan gula dididihkan selama 10 menit. Setelah dingin, kadar gula larutan diukur dengan refraktometer. Jika kadar gula kurang dari 40%, ke dalam larutan ditambahkan lagi gula hingga kadar gula kembali menjadi 40%.
  • Jika tidak tersedia refraktometer, setiap kali setelah perendaman, larutan gula ditambah dengan gula baru sebanyak 10% dari jumlah larutan. Dengan demikian setiap 1 liter larutan ditambah dengan 100 gram gula.
c. Penggulaan ketiga
  • Setelah itu, irisan rimpang direndamkan lagi ke dalam larutan gula diatas dan dibiarkan lagi selama 24 jam. Setelah itu irisan rimpang dikeluarkan dan ditiriskan.
  • Sementara itu larutan gula dididihkan selama 10 menit, kemudian didinginkan. Setelah agak dingin, larutan tersebut dicampur dengan irisan umbi. Hasil yang diperoleh disebut manisan basah jahe.
4. Pengawetan dan Pengemasan
Manisan basah jahe dikemas di dalam kantong plastik, gelas plastik, atau botol kaca bermulut lebar (botol selai). Manisan terkemas ini sebaiknya disimpan di dalam lemari pendingin (kulkas). Daya tahannya di dalam kulkas diperkirakan 3-4 minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar