Jahe (Zingiber officinale),
adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan
bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas
tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Di
negara jepang jahe segar ataupun olahan sangat populer dan digunakan
sebagai pelengkap santapan masakan Jepang. Masyarakat kita juga banyak
memanfaatkan jahe, tetapi pengolahan jahe sebagai manisan masih jarang
dilakukan oleh masyarakat kita. Karena masih sangat jarang pemainnya, bisnis olahan jahe menjadi manisan basah ini layak dijadikan peluang usaha rumahan. Cara pembuatan yang mudah dan bahan yang mudah didapat, menjadikan siapapun dapat menjadi pelaku bisnis manisan jahe.
Seperti
telah dijelaskan pada artikel sebelumnya, bahan dan peralatan yang
digunakan dalam pembuatan manisan basah jahe berikut sama seperti halnya
bahan dan alat pada cara pengolahan I. Yang membedakan adalah cara
pengolahannya saja. Cara lain pembuatan manisan basah ini adalah sebagai
berikut :
Cara Pengolahan II
1. Pencucian, Pengupasan dan Pengirisan Rimpang
Tahap
awal jahe dibersihkan, rimpang dicuci bersih, kemudian dikupas, dan
dicuci kembali sampai bersih. Setelah itu rimpang diiris setebal 2-3 mm.
2. Penggulaan
Sama seperti cara pengolahan I, proses penggulaan juga dilakukan dalam beberapa tahap :
a. Penggulaan pertama
-
Dasar wadah penggulaan (stoples atau kotak plastik) ditaburi dengan gula halus (ketebalan 2-3 mm). Di atas lapisan gula ini disusun satu lapis irisan rimpang. Di atas lapisan rimpang ditaburi lagi dengan gula (ketebalan 2-3 mm). Demikian dilakukan seterusnya sampai wadah penuh. Bagian paling atas, ditaburi atau ditutup dengan gula halus. Setiap 1 kg irisan umbi membutuhkan 300 gram gula halus. Setelah itu wadah ditutup, dan disimpan di dalam lemari pendingin selama 48 jam. Selama penyimpanan, cairan rimpang akan keluar, dan gula akan terlarut di dalam cairan rimpang tersebut.
-
Setelah itu, rimpang dikeluarkan dari wadah penggulaan. Cairan yang terbentuk dipisahkan dan dipanaskan, kemudian di simpan di dalam kulkas.
b. Penggulaan kedua
-
Rimpang hasil penggulaan pertama, ditaburi dan diaduk-aduk dengan asam benzoat dan asam sitrat yang telah dihaluskan. Setiap 1 kg rimpang ditaburi dengan 1 g asam benzoat, dan 2-5 gram asam sitrat.
-
Dasar wadah pengulaan (stoples atau kotak plastik) ditaburi lagi dengan gula halus (ketebalan 1-2 mm). Diatas lapisan gula ini disusun satu lapis irisan rimpang. Di atas lapisan rimpang ditaburi lagi dengan gula (ketebalan 1-2 mm). Demikian dilakukan seterusnya sampai wadah penuh. Bagian paling atas, ditaburi atau ditutup dengan gula halus. Setiap 1 kg irisan membutuhkan 200 g gula halus. Setelah itu, wadah ditutup, dan disimpan di dalam lemari pendingin selama 24 jam. Selama penyimpanan, cairan rimpang akan keluar, dan gula akan terlarut di dalam cairan umbi tersebut.
-
Setelah itu, rimpang dikeluarkan dari wadah penggulaan. Cairan yang terbentuk dipisahkan dan dipanaskan, kemudian disatukan dengan larutan gula sebelumnya dan disimpan di dalam kulkas.
c. Penggulaan ketiga
-
Dasar wadah pengulaan (stoples atau kotak plastik) ditaburi lagi dengan gula halus (ketebalan 1-2 mm). Diatas lapisan gula ini disusun satu lapis irisan rimpang. Di atas lapisan rimpang ditaburi lagi dengan gula (ketebalan 1-2 mm). Demikian dilakukan seterusnya sampai wadah penuh. Bagian paling atas, ditaburi atau ditutup dengan gula halus. Setiap 1 kg irisan membutuhkan 150 g gula halus. Setelah itu, wadah ditutup, dan disimpan di dalam lemari pendingin selama 24 jam. Selama penyimpanan, cairan rimpang akan keluar, dan gula akan terlarut di dalam cairan rimpang tersebut.
-
Setelah itu, rimpang dikeluarkan dari wadah penggulaan. Cairan yang terbentuk dipisahkan dan dipanaskan, kemudian disatukan dengan cairan sebelumnya. Cairan ini ditambah dengan air, kemudian dididihkan elama 5 menit. Setiap 1 liter cairan gula ditambah dengan 1 liter air bersih.
-
Ke dalam cairan yang telah direbus diatas dimasukkan rimpang yang telah digulai. Hasil yang diperoleh disebut manisan basah jahe.
4. Pengawetan dan Pengemasan
Manisan
basah jahe dikemas di dalam kantong plastik, gelas plastik, botol kaca
bermulut lebar (botol selai) atau wadah kemasan lain.
Setelah
manisan basah jahe jadi dan dikemas dengan baik, sebaiknya penyimpanan
pada saat pemasaran ataupun ketika sudah di tangan konsumen diletakkan
di lemari pendingin (kulkas) sehingga lebih tahan lama dan kualitasnya
terjaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar