Secara garis besar cara pembuatan lem kulit kering adalah kulit direndam dengan kapur, dipotong-potong, direbus, kemudian dikeringkan menjadi lem kulit kering. Lem kulit kering ini perlu dimasak dengan air sebelum digunakan sebagai perekat kayu. Dengan usaha pembuatan lem ini sisa kulit yang tidak terolah dapat dimanfaatkan menjadi produk bermanfaat yang mempunyai nilai.
BAHAN
· Bahan utama pembuatan lem ini adalah Kulit. Segala jenis kulit ternak mamalia (kambing, sapi dan kerbau) dari berbagai kualitas dapat digunakan sebagai bahan baku lem.
· Kapur sirih.
· Larutan HCl 0,5%. Larutan ini dibuat dengan melarutkan HCl pekat (5 ml) di dalam 1 liter air.
· Larutan indikator fenolptalein. Bahan ini adalah indikator asam basa. Pada suasana basa berwarna biru, dan asam berwarna merah.
· Wadah perebus. Wadah ini digunakan untuk merebus kulit sampai terhidrolosis sehingga larut di dalam air tersebut. Panci dari besi baja atau stainless steel dapat digunakan sebagai wadah perebus.
· Kompor atau Tungku Hemat Energi.
· Cetakan. Alat ini digunakan untuk mencetak lem. Alat berupa baki tipis (2 mm) yang dibuat dari plat aluminium atau stainless steel.
· Pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan lem. Berbagai alat pengering dapat digunakan untuk mengeringkan lem.
Peralatan yang digunakan sangat sederhana dan umum terdapat di daour rumah tangga,yaitu wadah untuk merendam, baskom/ember plastik dan alat pemotong.
· Wadah perendam.
Alat ini digunakan untuk merendam kulit di dalam larutan kapur.
· Baskom atu ember plastik
· Pemotong.
Alat ini digunakan untuk memotong kulit menjadi kecil-kecil (1-2 cm). Pisau daging besar dan talenan dapat digunakan sebagai pemotong.
Proses Pembuatan:
a. Proses pembuatan lem kulit kering diawali dengan pembersihan kulit dari bulu, lemak dan sisa-sisa jaringan otot dan daging, selanjutnya kulit dipotong kecil-kecil.
b. Sementara itu disiapkan larutkan kapur. Kapur sirih dimasukkan kedalam air (100 gram kapur untuk 1 liter air) kemudian diaduk sampai semua bongkahan kapur hancur.
c. Potongan kulit yang sudah bersih dimasukkan ke dalam larutan kapur dan dibiarkan terendam selama 3 hari. Selama perendaman, dilakukan pengadukan sesering mungkin.
d. Setelah direndam, potongan kulit dicuci sampai tidak ada butiran kapur yang tertinggal pada kulit. Setelah itu kulit direndam di dalam larutan HCl 0,5% sambil diaduk-aduk selama 2 jam. Perendaman menggunakan larutan HCL ini bertujuan untuk menetralkan kapur.
e. Setelah tahap perendaman selanjutnya kulit ditiriskan, kemudian diambil beberapa buah potongan kulit dan ditetesi dengan larutan fenolptalein. Jika bagian yang ditetesi berwarna merah, berarti tidak ada lagi sisa kapur dan kulit tidak perlu direndam lagi di dalam larutan asam yang baru. Apabila warna yang timbul biru proses perendaman diulang kembali.
f. Tahap berikutnya kulit dicuci dengan air bersih, kemudian ditiriskan.
g. Kemudian kulit dimasak di dalam air bersuhu 80-900C. Jumlah air yang digunakan adalah 2-3 kali berat potongan kulit. Proses ini dilakukan selama 7 jam sambil diaduk sampai kulit terhidrolisa, ditandai dengan larutnya kulit menjadi cairan kental.
h. Proses berikutnya, cairan kulit panas tersebut disaring untuk menghilangkan bahan-bahan tidak larut dalam kotoran lainnya.
i. Cairan dimasak lagi (suhu 80-900C) sampai cairan menjadi sangat kental.
j. Cairan kental dituangkan ke dalam cetakan (setebal 1-2 mm), kemudian dibiarkan mengeras pada suhu kamar.
k. Setelah mengeras, produk dikeluarkan dari cetakan, kemudian dijemur atau dikeringkan sampai kadar air di bawah 15%. Produk yang telah kering berwarna mengkilat dan keras seperti kerupuk.
l. Produk yang dihasilkan siap di potong-potong dan dikemas untuk disimpan ataupun langsung dipasarkan.
Sebagai catatan, lem di atas perlu dimasak dengan air sampai larut jika akan digunakan sebagai lem kayu.
lem jenis ini ada di jual dipasaran ?
BalasHapusnama dari lem ini apa y?
terim kasih
saya produksi wa 089610108371
BalasHapus