Dikumpulkan dari berbagai sumber oleh Didik Gunawan.
Dalam mengisolasi minyak atsiri, maka hasil distilasi yang terjadi umumnya berupa campuran antara minyak dan air. Bagian minyaknya akan memisah dengan jelas dari bagian air (karena perbedaan bobot jenis), maka kedua fase cairan ini bisa saling dipisahkan.
Bagian minyak disebut sebagai minyak atsiri atau minyak menguap atau minyak esensial, dalam istilah awam disebut bibit minyak wangi, sementara bagian fase air disebut sebagai “minyak kembang” (atau dalam perdagangan disebut hidrolat atau hidrosol).
Penggunaan hidrosol telah dikenal sejak berabad yang lalu, dan akhir-akhir ini mulai dipopulerkan kembali oleh masyarakat modern.
Banyak pengencer atau pemasok menawarkan : “semprotan air minyak esensial”, namun kebanyakan daripadanya tidak menggunakan hidrosol yang murni sebagai hasil distilasi minyak, melainkan hanya mencampur air dengan beberapa tetes minyak, sehingga terkesan air itu berbau harum.
Di perdagangan air yang berbau wangi demikian ini popular disebut “air wangi”, ini berbeda dengan hidrosol yang daya wanginya jauh lebih tahan lama, karena diperoleh dari hasil samping penyulingan minyak atsiri.
Pembuatan Hidrosol
Hidrosol terbentuk selama proses ekstraksi minyak atsiri. Ketika bahan baku di distilasi menggunakan cara yang cocok, maka keluaran yang berupa distilat itu berupa 2 macam cairan, yaitu fase cairan minyak atsiri dan bercampur dengan fase air. Kedua cairan ini kalau didiamkan akan saling terpisah karena adanya perbedaan bobot jenis, sehingga fase minyak bisa dipisahkan dalam bentuk minyak atsiri murni dan sisanya berupa air yang mengandung partikel-partikel sisa minyak yang terikat oleh molekul air, sehingga air itu aromanya menjadi harum dan baunya sesuai dengan minyak yang tadi disuling. Air yang harum ini disebut hidrosol.
Hidrosol ini mengandung komponen-komponen penyusun minyak atsiri yang terdiri dari hidrokarbon, oksida, ester, eter, terpen dan fenil propane, tapi mereka menyatu dalam bentuk satu kesatuan yang beraroma harum. Hidrosol inilah yang disebut sebagai efek samping penyulingan minyak atsiri.
Contoh hidrosol yang paling dikenal oleh masyarakat adalah “air mawar” . Air mawar ini sangat popular digunakan dalam berbagai keperluan yang berkaitan dengan dunia kosmetik, misalnya sebagai pelarut bedak, lulur, masker dan lain sebagainya.
Beberapa contoh hidrosol dan khasiatnya
Kamomila : Berefek menenangkan, Mengendorkan stress dan anti radang
Geranium : Penyeimbang emosi dan melapangkan suasana hati
Levender : Menenangkan dan berefek terhadap kulit
Neroli : Menambah semangat (melonggarkan semangat) dan memacu agar kulit selalu lembab
Rosemary : Menambah dan melonggarkan semangat
Mawar : Menyejukkan dan engharumkan kulit
Cendana : Harmonisasi dan menyejukkan kulit
Aturan pakaiBagian minyak disebut sebagai minyak atsiri atau minyak menguap atau minyak esensial, dalam istilah awam disebut bibit minyak wangi, sementara bagian fase air disebut sebagai “minyak kembang” (atau dalam perdagangan disebut hidrolat atau hidrosol).
Penggunaan hidrosol telah dikenal sejak berabad yang lalu, dan akhir-akhir ini mulai dipopulerkan kembali oleh masyarakat modern.
Banyak pengencer atau pemasok menawarkan : “semprotan air minyak esensial”, namun kebanyakan daripadanya tidak menggunakan hidrosol yang murni sebagai hasil distilasi minyak, melainkan hanya mencampur air dengan beberapa tetes minyak, sehingga terkesan air itu berbau harum.
Di perdagangan air yang berbau wangi demikian ini popular disebut “air wangi”, ini berbeda dengan hidrosol yang daya wanginya jauh lebih tahan lama, karena diperoleh dari hasil samping penyulingan minyak atsiri.
Pembuatan Hidrosol
Hidrosol terbentuk selama proses ekstraksi minyak atsiri. Ketika bahan baku di distilasi menggunakan cara yang cocok, maka keluaran yang berupa distilat itu berupa 2 macam cairan, yaitu fase cairan minyak atsiri dan bercampur dengan fase air. Kedua cairan ini kalau didiamkan akan saling terpisah karena adanya perbedaan bobot jenis, sehingga fase minyak bisa dipisahkan dalam bentuk minyak atsiri murni dan sisanya berupa air yang mengandung partikel-partikel sisa minyak yang terikat oleh molekul air, sehingga air itu aromanya menjadi harum dan baunya sesuai dengan minyak yang tadi disuling. Air yang harum ini disebut hidrosol.
Hidrosol ini mengandung komponen-komponen penyusun minyak atsiri yang terdiri dari hidrokarbon, oksida, ester, eter, terpen dan fenil propane, tapi mereka menyatu dalam bentuk satu kesatuan yang beraroma harum. Hidrosol inilah yang disebut sebagai efek samping penyulingan minyak atsiri.
Contoh hidrosol yang paling dikenal oleh masyarakat adalah “air mawar” . Air mawar ini sangat popular digunakan dalam berbagai keperluan yang berkaitan dengan dunia kosmetik, misalnya sebagai pelarut bedak, lulur, masker dan lain sebagainya.
Beberapa contoh hidrosol dan khasiatnya
Kamomila : Berefek menenangkan, Mengendorkan stress dan anti radang
Geranium : Penyeimbang emosi dan melapangkan suasana hati
Levender : Menenangkan dan berefek terhadap kulit
Neroli : Menambah semangat (melonggarkan semangat) dan memacu agar kulit selalu lembab
Rosemary : Menambah dan melonggarkan semangat
Mawar : Menyejukkan dan engharumkan kulit
Cendana : Harmonisasi dan menyejukkan kulit
Dalam pemakaian tunggal, cukup dioleskan ke kulit, atau digunakan sebagai campuran air mandi
Dalam pemakaian sebagai pelarut bedak, lulur, masker dan lainnya, digunakan untuk pelembek bahan-bahan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar